Indosat Tak Ingin "Black October" Terulang - Seputar Pilkada
Headlines News :

tabloid pulsa

Tabloid PULSA

Infolinks In Text Ads

Infolinks

INFOLINKS

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Home » » Indosat Tak Ingin "Black October" Terulang

Indosat Tak Ingin "Black October" Terulang

Written By Unknown on Selasa, 09 April 2013 | 09.04



JAKARTA, KOMPAS.com - Operator seluler Indosat optimis industri konten di ponsel bisa bangkit setelah industri itu anjlok karena kasus pencurian pulsa pada Oktober 2011. 

Sejak peristiwa yang lebih dikenal dengan Black October itu, bisnis konten digital di Indosat menurun.
Hingga 2012, bisnis konten digital tersebut memberi kontribusi 10 persen dari total pendapatan Indosat. 

Ini tak hanya jadi pukulan bagi perusahaan operator seluler, tapi juga bagi perusahaan penyedia konten (content provider/CP).

Agar "Black October" tak terulang, Indosat mengaku lebih selektif dalam memilih konten yang disediakan untuk pelanggannya.

Content Product Manager Indosat Gatot Wibowo Hadiputro, berharap, bisnis konten bisa bangkit dan memberi kontribusi 25 sampai 30 persen dari total pendapat Indosat pada 2013.

Untuk mencapai itu, menurut Gatot, kualitas konten digital harus ditingkatkan. "Masing-masing penyedia konten harus kasih layanan yang berisi, yang kita yakini benar-benar ada mutunya. Pelanggan pasti senang dengan konten yang punya value, mereka pikir dua kali kalau ingin berhenti langganan," ujar Gatot dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (8/4/2013).

Indosat juga berusaha transparan dalam sistem berlangganan. Gatot mengklaim, pihaknya memberi arahan yang jelas soal mekanisme berlangganan dan mekanisme berhenti berlangganan.

"Kalau pelanggan kecewa, kita bisa kehilangan pelanggan. Kalau pelanggan hilang, kita bakal kehilangan value dan revenue," tambahnya.

Sejak konten SMS menurun, konten yang dianggap menguntungkan adalah jejaring sosial, game, nada sambung pribadi, musik dan video streaming. Setidaknya, lanjut Gatot, butuh waktu dua sampai tiga tahun untuk mengembalikan industri konten digital seperti sedia kala.

Andy Zain, CEO perusahaan pengembang aplikasi dan konten Numedia Global, berpendapat, sekarang ini bisnis konten tak bisa lagi mengandalkan SMS. Penyedia konten harus lebih kreatif, seperti menyediakan aplikasi atau game untuk menyajikan sesuatu yang lebih interaktif.

Menurutnya, bisnis konten yang dijalin antara perusahaan penyedia konten dan perusahaan operator seluler, masih sangat menguntungkan untuk pasar Indonesia, jika dibandingkan dengan konten seperti aplikasi, yang tersedia di toko aplikasi dari penyedia platform seperti App Store dari Apple maupun Play Store dari Google.

"Penetrasi pengguna kartu kredit di Indonesia masih kecil, sehingga belum banyak orang yang membeli konten dari toko aplikasi. Sementara itu belum semua penyedia platform mau kerjasama untuk metode pembayaran potong pulsa," ucap Andy.

Namun kenyataannya, banyak pembuat perangkat lunak yang lebih memilih untuk membuat aplikasi di toko aplikasi. Mereka merancang bisnis model sendiri agar layanannya bisa menghasilkan uang, hasil kerjasama dengan penyedia platform.

Pemangku kepentingan bisnis konten digital beraharap, pemerintah segera merampungkan revisi Peraturan Menkominfo No. 01/PER/M.KOMINFO/01/2009 tentang Penyelenggaraan Jasa Pesan Premium dan Pengiriman Jasa Pesan Singkat (SMS) ke Banyak Tujuan (broadcast).

Yang tak kalah penting, mekanisme bisnis antara operator seluler dan penyedia konten juga harus dibenahi. Dahulu, operator seluler menerapkan sistem target pendapatan minimum kepada penyedia konten. Dengan demikian, penyedia konten sibuk mengejar target dan melakukan segala cara agar target pendapatan minimum itu tercapai. selanjutnya
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

SPONSOR

networkedblogs

tabloidpulsa

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Seputar Pilkada - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya