JAKARTA, Jaringnews.com - Pengamat politik Hanta Yudha mengemukakan, sudah dari dulu perahu sekretariat gabungan pecah dan tidak solid. "Perahu setgab punya enam nahkoda, Partai Demokrat nahkodanya Presiden SBY, Partai Golkar nahkodanya Aburizal Bakrire, Partai PAN dengan nahkoda Hatta Radjasa, Partai PKS dengan nahkoda Hilmi Aminuddin, PKB dipegang Muhaimin Iskandar dan PPP dengan nahkoda Surya Darma Ali.
"Meski retak dan berjalan lancar, tapi dalam perjalanan sampai lima tahun, dramanya sama, alurnya hampir sama, " ujar Hanta di diskusi polemik "Perahu Retak Setgab", di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/6).
Dikatakan Hanta, penolakan kenaikan BBM oleh PKS ini merupakan bagian manuver politik untuk mendongkrak citra partai. "PKS dalam konteks intra parlemen berupaya memperkuat nilai tawarnya dalam koalisi," ujarnya.
Dan juga, jelas Hanta, ini bagian akumulasi PKS. Pada 2009 PKS paling tidak nyaman ketika Partai Golkar menjadi mitra koalisi.
"Di sini pintarnya Presiden SBY, masuknya Partai Golkar dalam mitra koalisi dan PKS saling mengimbangi," tegasnya. Ketika memilih Ketua MPR RI, jelasnya, Presiden SBY lebih memilih Taufik Kiemas, ketimbang Hidayat Nur Wahid.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !