Pemerintah Malaysia punya andil memperburuk citra Islam

Malaysia sebagai negara dengan mayoritas muslim banyak mengambil nilai-nilai Islam dalam kehidupannya. Padahal Islam merupakan agama paling toleran namun penguasa muslim nampak tidak menjunjung tinggi nilai-nilai ini.

Hal ini seperti dilansir situs freemalaysiatoday.com, sabtu (14/6), penguasa seharusnya memberi contoh baik dari nilai Islam malah memperlihatkan keburukan dan menodai agama samawi. Beberapa kasus hinaan pada warga non muslim, menjelekkan muslim lainnya tidak sealiran akhirnya malah menggiring penduduk untuk menjadi fobia pada Islam.

Kasus paling baru di awal bulan ini saat dua orang Hindu menikah dan dihentikan oleh otoritas lalu pengantin diinterogasi soal perayaan pernikahan itu. Beberapa hari setelahnya sebuah pemakaman keluarga warga Buddha hancur dan peti mati mereka disita oleh petugas. Ini membawa kengerian sendiri bagi warna non-Islam.

Namun tak ada komentar dari badan pemerintah berwenang di balik tindakan ini. Tidak satu pun penyelidikan atas penindasan hak asasi berkeyakinan dilakukan. Kedua kasus itu dilakukan oleh departemen menangani nilai Islam, yakni Departemen Urusan Islam Selangor (JAIS) dan Departemen Agama Islam Penang (JAIPP).

Kebodohan pemerintah Malaysia juga terlihat saat pengadilan mengumumkan cokelat bermerek Cadbury mengandung DNA babi padahal belum ada penelitian tentang ini namun pemerintah mempublikasikan tuduhan serius hanya karena berdasarkan desas desus.

Banyak warga termasuk warga muslim melihat tindakan ini sebagai kekerasan dan menindas keyakinan. Pemerintah menimbulkan ancaman serius terhadap pelecehan agama. Namun pemimpin muslim tidak banyak yang bertindak. Mereka takut kehilangan basis dukungan yang berarti kehilangan kekuasaan politik, posisi, dan uang.

Padahal Nabi Muhammad berpesan mencari pengetahuan adalah kewajiban setiap muslim, namun nampaknya banyak umat Islam Malaysia yang tidak melakukannya. sumber