Pemilihan Presiden 2014 masih cukup lama, tapi dalam pikirannya, publik sudah merekam sejumlah nama yang pantas menjadi calon presiden.
Dan Joko Widodo ternyata masih sebagai capres top of mind teratas dengan 18.0 persen pilihan responden.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan, nama Jokowi muncul ketika pertanyaan terbuka lewat tatap muka, tanpa menyebut nama-nama capres, diajukan ke 1.200 responden di 34 provinsi sepanjang 10-20 Oktober 2013.
"Hasilnya, Jokowi mendapat 18,0 persen, Prabowo 6,9 persen, Aburizal 5,7 persen, Wiranto 4,2 persen," ujar Burhanudin saat merilis survei Indikator Politik Indonesia dengan tema "Kualitas Personal dan Elektabilitas Capres" di Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Menariknya, meski sudah dua kali menjadi Presiden Indonesia sehingga tidak berhak lagi untuk mencalonkan di periode berikutnya, nama Susilo Bambang Yudhoyono tetap dipilih. Setidaknya, SBY mendapat 2, 7 persen suara.
Menyusul setelah SBY, ada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, dan nama-nama lainnya 5.6 persen. Tapi tetap saja, undecided voters yang menjawab belum tahu siapa capres mendatang di angka teratas dengan 53.2 persen.
Hasil survei Indikator juga menunjukkan bahwa dari enam kriteria capres, 51 responden menjawab variabel jujur atau bisa dipercaya, 24 responden menjawab perhatian pada rakyat, 12 persen menjawab mampu memimpin, tujuh persen menjawab tegas, tiga persen memilih berwibawa, dan satu persen menjawab pintar, sisanya dua persen tidak tahu.
"Barangsiapa memiliki dua kualitas itu di mata pemilih, maka kemungkinan besar ia akan menang dalam pemilihan presiden," tambah Burhanuddin.
Dan Joko Widodo ternyata masih sebagai capres top of mind teratas dengan 18.0 persen pilihan responden.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan, nama Jokowi muncul ketika pertanyaan terbuka lewat tatap muka, tanpa menyebut nama-nama capres, diajukan ke 1.200 responden di 34 provinsi sepanjang 10-20 Oktober 2013.
"Hasilnya, Jokowi mendapat 18,0 persen, Prabowo 6,9 persen, Aburizal 5,7 persen, Wiranto 4,2 persen," ujar Burhanudin saat merilis survei Indikator Politik Indonesia dengan tema "Kualitas Personal dan Elektabilitas Capres" di Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Menariknya, meski sudah dua kali menjadi Presiden Indonesia sehingga tidak berhak lagi untuk mencalonkan di periode berikutnya, nama Susilo Bambang Yudhoyono tetap dipilih. Setidaknya, SBY mendapat 2, 7 persen suara.
Menyusul setelah SBY, ada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, dan nama-nama lainnya 5.6 persen. Tapi tetap saja, undecided voters yang menjawab belum tahu siapa capres mendatang di angka teratas dengan 53.2 persen.
Hasil survei Indikator juga menunjukkan bahwa dari enam kriteria capres, 51 responden menjawab variabel jujur atau bisa dipercaya, 24 responden menjawab perhatian pada rakyat, 12 persen menjawab mampu memimpin, tujuh persen menjawab tegas, tiga persen memilih berwibawa, dan satu persen menjawab pintar, sisanya dua persen tidak tahu.
"Barangsiapa memiliki dua kualitas itu di mata pemilih, maka kemungkinan besar ia akan menang dalam pemilihan presiden," tambah Burhanuddin.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !