Menyikapi perkembangangan pertemuan KTM IX WTO yang masih berlangsung, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menyatakan mosi tidak percaya kepada Presiden SBY cq Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
“Hal ini dikarenakan, pertama, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan hanya terobsesi menyukseskan ‘Paket Bali’ tanpa memperhatikan substansi kesepakatannya yang bisa menjadikan rakyat Indonesia sebagai korban liberalisasi kesepakatan WTO. Tak sepatutnya Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menjadikan Indonesia bermental event organizer (EO) yang baik saja,” demikian disampaikan Presidium GMNI Twedy Noviadi, Jumat (6/12).
Kedua, tambah Twedy, pemerintah tidak kritis dalam menyikapi dorongan negara-negara maju untuk membatasi subsidi pertanian pangan yang akhirnya akan mengorbankan sektor pertanian pangan Indonesia.
“Seharusnya Indonesia ikut bersama India, Brasil dan Afrika Selatan dalam memperjuangkan sektor pertanian pangan dalam menjaga kepentingan nasional di sektor pertanian pangan,” terang Twedy.
Menurut dia Pemerintah RI dalam hal ini Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, sepatutnya tak membiarkan pertarungan bebas antara petani kita yang tradisional dengan petani negara maju yang modern dan disubsidi pemerintahnya.
“Ketiga, dengan berbagai upaya liberalisasi yang dilakukan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, maka publik bisa jadi mencap Gita Wirjawan sebagai agen neolib di Indonesia,” imbuhnya.
“Hal ini dikarenakan, pertama, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan hanya terobsesi menyukseskan ‘Paket Bali’ tanpa memperhatikan substansi kesepakatannya yang bisa menjadikan rakyat Indonesia sebagai korban liberalisasi kesepakatan WTO. Tak sepatutnya Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menjadikan Indonesia bermental event organizer (EO) yang baik saja,” demikian disampaikan Presidium GMNI Twedy Noviadi, Jumat (6/12).
Kedua, tambah Twedy, pemerintah tidak kritis dalam menyikapi dorongan negara-negara maju untuk membatasi subsidi pertanian pangan yang akhirnya akan mengorbankan sektor pertanian pangan Indonesia.
“Seharusnya Indonesia ikut bersama India, Brasil dan Afrika Selatan dalam memperjuangkan sektor pertanian pangan dalam menjaga kepentingan nasional di sektor pertanian pangan,” terang Twedy.
Menurut dia Pemerintah RI dalam hal ini Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, sepatutnya tak membiarkan pertarungan bebas antara petani kita yang tradisional dengan petani negara maju yang modern dan disubsidi pemerintahnya.
“Ketiga, dengan berbagai upaya liberalisasi yang dilakukan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, maka publik bisa jadi mencap Gita Wirjawan sebagai agen neolib di Indonesia,” imbuhnya.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !