BANDUNG,FOKUSJabar.com: Tanggal 12 Mei 1998 merupakan salah satu tonggak perjuangan reformasi untuk memberantas KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Sehingga untuk menjaga semangat reformasi, harus tegas menolak koruptor masuk ke sistem pemerintahan. Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, Minggu (12/5)
Ayi menilai, semangat tersebut harus terus tumbuh. Sebab, dampak yang ditimbulkan dari tragedi 1998 begitu besar untuk memperjuangakan pemberantasan KKN dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia.
“Pemberantasan KKN harus terus diperjuangkan. Koruptor jangan dibiarkan masuk dalam sistem pemerintahan,” tegas Ayi.
Sebagai pelaku sejarah, ayi merasakan betul bagaimana kondisi saat itu. Semangat perubahan yang disuarakan mahasiswa hingga harus dibayar dengan tetesan darah empat mahasiswa Trisakti.
Sebagai presidium GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), Ayi bersama kelompok Cipayung seperti HMI, GMKI, PMKRI dan PMII menjadi garda terdepan menentang rezim otiriter Soeharto.
“Bahkan salah satu hasil keputusan kongres GMNI di Bali pada tahun 1996 menolak pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden, dan meminta untuk legowo mundur,” ucap Ayi.
Calon Wali Kota Bandung dari PDIP ini berharap, sejarah kelam tersebut tidak terulang kembali dimasa yang akan datang. Selain meminta mempercepat pengungkapan dalang dibalik tewasnya empat mahasiswa Trisakti.
“Ini menjadi pelajaran berharga. Semua harus terus menjaga semangat reformasi. Semoga pihak berwenang dapat segera menuntaskan kasus ini,” pungkasnya
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !