KOMITMEN A.A. Ngurah Puspayoga untuk mengajegkan Bali melalui penguatan desa pakraman, diapresiasi kalangan akademisi. Namun, Puspayoga juga diharapkan mampu mewujudkan ajeg Bali dengan memperkuat sendi-sendi pendidikan guna mencetak SDM Bali yang berkualitas, kompetitif, mampu bersaing secara global, namun tidak meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal Bali.
''Kami dari kalangan akademisi sangat mendukung semangat ajeg Bali itu. Dan, itu juga harus diwujudkan melalui penguatan pendidikan SDM Bali khusunya bagaimana memperkuat nilai-nilai kelokalan melalui dunia pendidikan dan merancang master plan pendidikan Bali,'' kata akademisi Unud Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaja, M.A., Rabu (1/5) kemarin.
Dosen Fakultas Sastra Unud ini mengatakan, pemimpin Bali ke depan harus merancang master plan pendidikan Bali yang lebih jelas dan terarah serta tidak meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai upaya mewujudkan cita-cita luhur ajeg Bali. Menurutnya, sejauh ini memang telah ada master plan pendidikan yang digariskan secara nasional oleh pemerintah daerah. Namun pemda juga perlu merancang master plan pendidikan berbasis kelokalan dengan tetap juga tidak bertentangan dengan master plan pemerintah pusat.
''Sejauh ini Bali belum memiliki master plan yang jelas di bidang pendidikan. Semestinya dirancang master plan pendidikan Bali dengan lebih terarah, sehingga bisa menggali potensi-potensi kearifan lokal yang kita miliki,'' ujarnya.
Dikatakan, pendidikan berbasis kelokalan adalah bagaimana mengangkat potensi seni dan budaya melalui jalur pendidikan. ''Pemimpin Bali ke depan harus serius merancang bagaimana pengajaran seni di sekolah, bagaimana pula pengajaran dan pengenalan budaya serta yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan mengembangkan bahasa Bali,'' ujar akademisi penyusun kamus bahasa Bali-Inggris-Indonesia ini.
Lebih jauh dikatakan, nilai-nilai kelokalan di Bali didokumentasi lewat bahasa Bali. Karenanya harus ada komitmen tegas pula dari pemimpin Bali untuk melestarikan dan melindungi bahasa Bali. ''Bahasa Bali merupakan warisan dunia beribu-ribu tahun lalu dan telah hidup dan berkembang di Bali dengan baik dan sekarang harus benar-benar kita lestarikan, karena posisinya sudah mulai terancam,'' ucap pria yang mempunyai kecintaan besar pada bahasa Bali itu.
Untuk mewujudkan master plan pendidikan Bali, menurutnya, perlu masukan dari bawah dan masing-masing kabupaten/kota di Bali karena kebutuhan mereka berbeda-beda. ''Pemimpin Bali harus tahu bagaimana pola mengembangkan pendidikan di masing-masing kabupaten/kota di Bali dan potensi kelokalan apa yang perlu diangkat. Semua itu dilakukan untuk mengajegkan Bali melalui pembangunan berbasis kabupaten/kota,'' pungkasnya.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !