Areal CFD Dicemari Oknum-oknum

Areal Car Free Day yang digelar setiap hari Minggu kini kian runyam. Areal CFD sebenarnya bukan lahan para pedagang kaki lima (PKL). Tetapi, akhir-akhir ini para PKL “menyerbu “ areal CFD, walau warga khususnya wisatawan dari berbagai Kota masih menggunakan areal itu untuk sekedar jalan-jalan atau berolahraga.

Keinginan Pemerintah Kota Bandung, areal CFD yang semula hanya di sepanjang Jl. Dago (Jl. H. Ir. Djuanda) dan kini sudah menyebar di sepanjang Jl. Buahbatu; agar satu hari saja ada jalan yang bebas asap knalpot kendaraan bermotor.

Mulanya areal CFD di Jl. Dago cukup berhasil. Karena selain masyarakat dan juga wisatawan ingin berjalan-jalan tanpa hiruk-pikuk kendaraan bermotor, mereka pun leluasa bergerak sambil berolahraga. Keberhasilan ini ternyata diminta pula untuk Jl. Buahbatu dalam hari yang sama juga bebas asap knalpot.

Kini areal CFD sudah banyak dijejali PKL. Anehnya, muncul oknum yang memungut “bayaran” dari para PKL Oknum-oknum yang bersangkutan sebagaimana penuturan Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda saat rapat dengan para pejabat yang memiliki keterkaitan, agar ditelusuri.

Alasannya, jika dibiarkan, “bayaran” yang diberikan para PKL terhadap oknum-oknum itu akan menjadi semacam legalisasi keberadaan para PKL di areal itu. Jika sudah seperti itu akibatnya bisa runyam.

“Pembersihan” harus segera dilakukan, mengingat keberadaan CFD itu sedikitnya mampu mengurangi polusi akibat asap knalpot.

Berbagai isu telah terlempar. Saling tuduh. Tidak ada yang mau mengaku. Tetapi mudah-mudahan saja Wakil Walikota Bandung segera dapat merngungkap siapa oknum-oknum yang melakukan pungutan liar itu. Demi citra Pemerintah Kota dan CFD agar wisatawan tetap mengalir.