Pemerintah Kabupaten Tanjung Barat baru -baru ini melakukan evaluasi terhadap penyaluran beras bagi masyarakat miskin.
Hal ini dikatakan Syafriwan, Kabag Administrasi Perekonomian Setda Tanjabbar baru-baru ini. Kata dia, penyaluran raskin harus jelas dan mengenai sasaran.
Hal yang dievaluasi antara lain, sejauh mana realisasi penyaluran, mulai dari Bulog sampai ke penerima raskin.
Kedua, lanjutnya, Pemkab Tanjab Barat ingin mengetahui dan melihat secara langsung permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.
“Karena di samping mengetahui sejauh mana sistem penyalurannya, kita juga ingin mengetahui persoalan apa saja yang menjadi kendala dalam pendistribusian raskin,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, evaluasi yang dilakukan melibatkan semua pihak, terutama jajaran RT, desa hingga kecamatan.
Syafriwan membenarkan, ada rumah tangga sasaran yang menerima raskin setiap tiga bulan sekali. Hal tersebut terjadi lantaran jumlah penerima raskin masih sedikit jumlahnya, sehingga untuk menghemat biaya pengangkutan, disalurkan setiap tiga bulan sekali.
“Jadi perlu penyesuaian biaya transportasi," terangnya.
Namun Syafriwan mengaku lupa secara persis daerah mana saja penerima raskinnya paling kecil. "Persisnya saya juga lupa, tetapi yang jelas ini banyak di daerah bagian Ulu," pungkasnya.
Hal ini dikatakan Syafriwan, Kabag Administrasi Perekonomian Setda Tanjabbar baru-baru ini. Kata dia, penyaluran raskin harus jelas dan mengenai sasaran.
Hal yang dievaluasi antara lain, sejauh mana realisasi penyaluran, mulai dari Bulog sampai ke penerima raskin.
Kedua, lanjutnya, Pemkab Tanjab Barat ingin mengetahui dan melihat secara langsung permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.
“Karena di samping mengetahui sejauh mana sistem penyalurannya, kita juga ingin mengetahui persoalan apa saja yang menjadi kendala dalam pendistribusian raskin,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, evaluasi yang dilakukan melibatkan semua pihak, terutama jajaran RT, desa hingga kecamatan.
Syafriwan membenarkan, ada rumah tangga sasaran yang menerima raskin setiap tiga bulan sekali. Hal tersebut terjadi lantaran jumlah penerima raskin masih sedikit jumlahnya, sehingga untuk menghemat biaya pengangkutan, disalurkan setiap tiga bulan sekali.
“Jadi perlu penyesuaian biaya transportasi," terangnya.
Namun Syafriwan mengaku lupa secara persis daerah mana saja penerima raskinnya paling kecil. "Persisnya saya juga lupa, tetapi yang jelas ini banyak di daerah bagian Ulu," pungkasnya.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !