menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku putaran ke dua tanggal 14 Desember mendatang semua pihak di Maluku tanpa kecuali insan pers di daerah ini untuk sama-sama kita menjaga dan menciptakan kondisi yang aman. Dan, kepada elite-elite politik juga dihimbau untuk menahan diri tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kontraproduktif yang dapat mengganggu hubungan antar sesama.
“TNI sudah siap mengamankan jalannya Pilgub putaran dua nanti. Karena itu kami mengimbau mari kita semua mendukung agar proses Pilgub ini dapat berjalan aman dan lancar. Kalau ada pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh elite-elite politik, kami mohon pers dapat menyampaikan secara proporsional, tidak sampai mengganggu dan menimbulkan benturan di masyarakat. Kalau ada yang ribut di Jakarta biarlah mereka ribut di sana, yang penting kita di Kota Ambon dan Maluku tetap aman,” ujar Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Kodam XVI Pattimura Kolonel Inf. Slamet Musafak, S.Sos, saat bersilaturahmi dengan staf Redaksi Rakyat Maluku yang diterima Direktur Ahmad Ibrahim, Redaktur Pelaksana Rudy Muhrim, dan Kabag Iklan/Promosi Rifan Riusanto di markas koran Rakyat Maluku, Pertokoan Pantai Mardika, Ambon, kemarin.
Ikut mendampingi Kolonel Slamet Musafak, Kasi Penum Kodam XVI Pattimura Mayor Inf. Fauth M Taha, dan Kasi Listra Kodam XVI Pattimura Mayor Inf. Sutaji.
Menurut Kolonel Musafak, TNI sampai sejauh ini telah melakukan persiapan untuk memback-up jalannya Pilgub, karena itu diminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan segala isu yang dapat membenturkan antarkita.
“Sudah cukup bagi kita menarik konflik masa lalu jangan lagi terulang. Selain membuat kita tidak tenang, anak-didik kita tidak bisa ke sekolah. Kasihan bagaimana dengan masa depan mereka kalau terjadi gangguan keamanan,” ujarnya.
Karena itu dia mengimbau kepada para elite politik jangan memanfaatkan kepentingan diri sendiri kemudian mengorbankan masyarakat.
“Kalau ada pernyataan yang disampaikan setidaknya bisa menyejukkan bukan memicu pertentangan sehingga menimbulkan benturan. Pers dalam hal ini harus mengambil peran untuk memilih sikap agar tidak ikut memanaskan situasi sehingga menimbulkan konflik antar pendukung,” ujarnya. Dia tidak menampik kalau saat ini ada pendapat yang kontraproduktif di masyarakat antara yang ingin Pilgub dilaksanakan tanggal 14 Desember dengan mereka yang ingin Pilgub ditunda karena alasan tertentu.
Begitupun soal pencetakan kertas suara oleh KPU Maluku meski sudah dijelaskan secara transparan namun ada pendapat dari sebagian elite bahwa pencetakan surat suara tersebut tidak sah sebab tidak melalui mekanisme tender dan lain lain.
“Semua ini memiliki potensi yang jika tidak dikelola dapat menimbulkan konflik. Karena itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan segala bentuk isu oleh para elite di media massa. Masyarakat harus lebih dewasa, jangan sampai kita menjadi korban oleh kepentingan para elite politik,” ujarnya.
“TNI sudah siap mengamankan jalannya Pilgub putaran dua nanti. Karena itu kami mengimbau mari kita semua mendukung agar proses Pilgub ini dapat berjalan aman dan lancar. Kalau ada pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh elite-elite politik, kami mohon pers dapat menyampaikan secara proporsional, tidak sampai mengganggu dan menimbulkan benturan di masyarakat. Kalau ada yang ribut di Jakarta biarlah mereka ribut di sana, yang penting kita di Kota Ambon dan Maluku tetap aman,” ujar Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Kodam XVI Pattimura Kolonel Inf. Slamet Musafak, S.Sos, saat bersilaturahmi dengan staf Redaksi Rakyat Maluku yang diterima Direktur Ahmad Ibrahim, Redaktur Pelaksana Rudy Muhrim, dan Kabag Iklan/Promosi Rifan Riusanto di markas koran Rakyat Maluku, Pertokoan Pantai Mardika, Ambon, kemarin.
Ikut mendampingi Kolonel Slamet Musafak, Kasi Penum Kodam XVI Pattimura Mayor Inf. Fauth M Taha, dan Kasi Listra Kodam XVI Pattimura Mayor Inf. Sutaji.
Menurut Kolonel Musafak, TNI sampai sejauh ini telah melakukan persiapan untuk memback-up jalannya Pilgub, karena itu diminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan segala isu yang dapat membenturkan antarkita.
“Sudah cukup bagi kita menarik konflik masa lalu jangan lagi terulang. Selain membuat kita tidak tenang, anak-didik kita tidak bisa ke sekolah. Kasihan bagaimana dengan masa depan mereka kalau terjadi gangguan keamanan,” ujarnya.
Karena itu dia mengimbau kepada para elite politik jangan memanfaatkan kepentingan diri sendiri kemudian mengorbankan masyarakat.
“Kalau ada pernyataan yang disampaikan setidaknya bisa menyejukkan bukan memicu pertentangan sehingga menimbulkan benturan. Pers dalam hal ini harus mengambil peran untuk memilih sikap agar tidak ikut memanaskan situasi sehingga menimbulkan konflik antar pendukung,” ujarnya. Dia tidak menampik kalau saat ini ada pendapat yang kontraproduktif di masyarakat antara yang ingin Pilgub dilaksanakan tanggal 14 Desember dengan mereka yang ingin Pilgub ditunda karena alasan tertentu.
Begitupun soal pencetakan kertas suara oleh KPU Maluku meski sudah dijelaskan secara transparan namun ada pendapat dari sebagian elite bahwa pencetakan surat suara tersebut tidak sah sebab tidak melalui mekanisme tender dan lain lain.
“Semua ini memiliki potensi yang jika tidak dikelola dapat menimbulkan konflik. Karena itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan segala bentuk isu oleh para elite di media massa. Masyarakat harus lebih dewasa, jangan sampai kita menjadi korban oleh kepentingan para elite politik,” ujarnya.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !