Para penggemar film yang suka nonton di bioskop, mungkin telinga anda sudah familiar dengan announcement 'Pintu teater satu sudah dibuka, bagi pengunjung yang sudah memiliki karcis diharap segera memasuki teater satu'. Suara tersebut seakan menggiring penonton bioskop untuk memasuki teater.
Suara itu milik Maria Oentoe Tinangon, artis wanita kelahiran 1948 ini terkenal sebagai perintis dubbing di radio Indonesia. Menurut informasi, suara itu direkam sekitar tahun 1986, jadi sudah sekitar 28 tahun menggema di bioskop 21.
Maria Oentoe juga pengisi suara di beberapa sandiwara radio seperti Brama Kmbara, Tutur Tinular, Ibuku malang ibuku tersayang.
Dia mengungkapkan rahasia tentang suaranya yang selalu terjaga dengan baik. "Resepnya masih rutin minum air putih dari kendi. Dan jadi diri sendiri menjadi resep yang dikaruniai oleh Tuhan," jelas dia.
Wanita bersuara merdu ini pernah mengalami kejadian yang menyedihkan, seperti studio dubbing-nya terbakar, suaminya dipecat dari pekerjaannya dan anaknye meninggal. Tapi peristiwa itu tak membuat Maria menyerah, dia tetap berusaha menata kembali kehidupannya dan membangun kembali studionya yang terbakar.
Menurut Maria, cerita sandiwara radio yang diangkat ke televisi tak akan sesukses di radio. Alasannya, imajinasi penonton televisi sangat terbatas akibatnya tak bebas menikmati cerita karena manut atas imajinasi sutradara untuk tayangan televisi itu.
"Ruang imajinasi pendengar radio lebih luas dan individual sekali, pendengar dapat membayangkan atau menebak-nebak sendiri gambaran mengenai tokohnya. Sandiwara di radio yang sukses besar tetapi ketika diangkat di layar kaca menjadi tidak sukses. Ini menunjukkan media radio tetap mempunyai keunggulan tersendiri. Contohnya sandiwara Ibuku malang, ibuku tersayang yang sukses di radio gagal meraup perhatian pemirsa televisi," kata dia.
Suara itu milik Maria Oentoe Tinangon, artis wanita kelahiran 1948 ini terkenal sebagai perintis dubbing di radio Indonesia. Menurut informasi, suara itu direkam sekitar tahun 1986, jadi sudah sekitar 28 tahun menggema di bioskop 21.
Maria Oentoe juga pengisi suara di beberapa sandiwara radio seperti Brama Kmbara, Tutur Tinular, Ibuku malang ibuku tersayang.
Dia mengungkapkan rahasia tentang suaranya yang selalu terjaga dengan baik. "Resepnya masih rutin minum air putih dari kendi. Dan jadi diri sendiri menjadi resep yang dikaruniai oleh Tuhan," jelas dia.
Wanita bersuara merdu ini pernah mengalami kejadian yang menyedihkan, seperti studio dubbing-nya terbakar, suaminya dipecat dari pekerjaannya dan anaknye meninggal. Tapi peristiwa itu tak membuat Maria menyerah, dia tetap berusaha menata kembali kehidupannya dan membangun kembali studionya yang terbakar.
Menurut Maria, cerita sandiwara radio yang diangkat ke televisi tak akan sesukses di radio. Alasannya, imajinasi penonton televisi sangat terbatas akibatnya tak bebas menikmati cerita karena manut atas imajinasi sutradara untuk tayangan televisi itu.
"Ruang imajinasi pendengar radio lebih luas dan individual sekali, pendengar dapat membayangkan atau menebak-nebak sendiri gambaran mengenai tokohnya. Sandiwara di radio yang sukses besar tetapi ketika diangkat di layar kaca menjadi tidak sukses. Ini menunjukkan media radio tetap mempunyai keunggulan tersendiri. Contohnya sandiwara Ibuku malang, ibuku tersayang yang sukses di radio gagal meraup perhatian pemirsa televisi," kata dia.
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !