May Day, Buruh Terus Suarakan Tuntutan Hidup Layak - Seputar Pilkada
Headlines News :

tabloid pulsa

Tabloid PULSA

Infolinks In Text Ads

Infolinks

INFOLINKS

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Home » » May Day, Buruh Terus Suarakan Tuntutan Hidup Layak

May Day, Buruh Terus Suarakan Tuntutan Hidup Layak

Written By Unknown on Selasa, 30 April 2013 | 20.51



Metrotvnews.com, Jakarta: Serikat buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) akan menyerukan empat tuntutan lain dalam aksi peringatan Hari Buruh atau May Day yang akan berlangsung pada 1 Mei 2013.

Presidium MPBI Said Iqbal mengatakan, kalangan pekerja tanpa henti akan terus memperjuangkan empat tuntutan terkait hak-hak para pekerja kepada pemerintah. 

"Empat tuntutan tersebut adalah menolak upah murah, memperbaiki sistem jaminan sosial, menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan hapus praktik outsourcing di perusahaan BUMN," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Selasa (30/4).

Ia mengungkapkan, untuk memperingati hari tersebut pihaknya akan menurunkan sebanyak 200.000 buruh yang berasal dari berbagai serikat pekerja. Saat ini, akunya, sebanyak 135.000 buruh siap turun ke jalan. Dalam aksi tersebut, pihaknya memastikan akan "mengepung" sejumlah titik, yakni istana dan enam kementerian.

Enam kementerian yang akan dikepung dalam aksi May Day itu adalah Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Ia menjelaskan, dalam aksi esok hari agenda utama yang akan disuarakan adalah menolak upah murah. 

Menurutnya, berdasarkan data statistik upah minimum di Asia dan sekitarnya pada tahun 2012, upah minimum Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN, meskipun pertumbuhan ekonomi makro mengalami peningkatan. 

Dia mengatakan, Indonesia hanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kamboja dan Vietnam. Nilai upah minimum Indonesia tahun 2012 hanya mencapai US$161,3 per bulan. Angka ini masih jauh lebih rendah dari Thailand yang mencapai US$283,54 per bulan.

"Juga termasuk penetapan upah minimum bagi guru honorer," tegasnya.

Untuk sistem jaminan sosial, ia melanjutkan, pihaknya menuntut pemerintah agar lebih adil dalam menerapkan sistem jaminan sosial, khususnya sistem BPJS Kesehatan yang akan diberlakukan 1 Januari 2014. 

Said menjelaskan, masih ada 100 juta jiwa masyarakat yang belum ter-cover BPJS Kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh KSPI, baru 151 juta jiwa dari 251 juta jiwa penduduk Indonesia yang ter-cover BPJS. Dikatakannya pula, peserta BPJS yang sudah terdaftar itu adalah Askes PNS 17 juta, TNI/Polri 2,2 juta, peserta Jamkesmas 76 juta, peserta Jamsostek 5,6 juta, dan Jamkesda 31 juta.

"Mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga negara. Tapi pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum tercover BPJS. Dan inilah yang akan kami perjuangkan," ujarnya.

Lebih jauh, ia menambahkan, serikat buruh juga menolak dengan tegas kenaikan harga BBM karena berdampak pada naiknya harga-harga kebutuhan dasar masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan daya beli buruh terganggu. 

Menurutnya kenaikan harga BBM ke kisaran Rp6.000-Rp7.000 per liter akan mengakibatkan turunnya daya beli buruh sebesar 30% akibat naikknya ongkos angkutan umum, sewa rumah dan harga barang.

"Kami akan melawan segala bentuk pencabutan subsidi karena tidak ada jaminan pengalihan subsidi akan diarahkan ke sektor-sektor yang meningkatkan kesejahteraan rakyat, tegas Said.

Buruh juga menuntut dicabutnya sistem tenaga kerja alih daya atau outsource di perusahaan-perusahaan BUMN. Said berpendapat bahwa BUMN sebagai perusahaan negara dan harus menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk tidak menerapkan sistem outsourcing. 

"Kalau perusahaan negara saja masih pakai buruh outsourcing, perusahaan swasta akan melakukan hal yang sama," katanya.

Meski demikian, ia menjamin perayaan May Day akan dilaksanakan tanpa tindakan anarkisme dan benturan. Menurutnya, peringatan Hari Buruh internasional sudah berjalan tiap tahun untuk menyampaikan isu-isu yang merupakan bagian dari perjuangan buruh untuk menuntut kelayakan hidup. 

"Kita jamin aksi akan berlangsung damai, tertib dan aman. Tidak ada anarkisme. Tidak ada settingan bentrok, pengamanan internal kita juga akan siap untuk mengamankan aksi kita," ujar dia.

Sementara itu, pemerintah mengimbau kepada kalangan pekerja agar merayakan May Day dengan kegiatan menggalang kebersamaan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menilai lewat momentum ini pekerja dapat lebih mengefektifkan sikap saling pengertian dan semangat kemitraan dengan pengusaha.

“Kepada pimpinan serikat pekerja/serikat buruh dan konfederasi serikat itu, serta kalangan pengusaha silahkan merayakan May Day dengan kegiatan yang positif,” ujarnya.

Ia mengakui, proses interaksi pelaku proses produksi yang terdiri dari pengusaha, pekerja dan pemerintah tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan. Proses interaksi dapat terganggu dalam implementasi karena berbagai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi sistem hubungan industrial yang berlaku. Pihaknya menyadari peran para pelaku hubungan industrial sangatlah penting dalam mewujudkan iklim yang kondusif khususnya di dunia industri.

Untuk itu, pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan program-program pemerintah, baik dalam jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang. 

"Juga pembangunan bidang ketenagakerjaan melalui kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya lapangan kerja formal yang luas serta meningkatkan kesejahteraan pekerja informal," jelas Muhaimin. sumber
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

SPONSOR

networkedblogs

tabloidpulsa

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Seputar Pilkada - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya