Pemilu Mahal, Dana Parpol Dituding Dari Hasil Eksploitasi Alam - Seputar Pilkada
Headlines News :

tabloid pulsa

Tabloid PULSA

Infolinks In Text Ads

Infolinks

INFOLINKS

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Home » » Pemilu Mahal, Dana Parpol Dituding Dari Hasil Eksploitasi Alam

Pemilu Mahal, Dana Parpol Dituding Dari Hasil Eksploitasi Alam

Written By Unknown on Senin, 29 April 2013 | 02.43



Liputan6.com, Jakarta : Sistem pemilu di Indonesia terbilang mahal, yang mengakibatkan partai politik berlomba-lomba untuk mengakumulasi sumber pendanaannya. Menurut Direktur Institut Hijau Indonesia (IHI) Chalid Muhammad, hampir seluruh Pilkada, Pileg DPR dan DPRD, dan Pilpres mengandalkan dananya dari eksploitasi sumber daya alam (SDA).

Chalid bahkan menduga, para simpatisan, pengurus, sampai ketua umum parpol ikut terlibat dalam eksploitasi SDA. "Kalau dilihat secara parpol, ini adalah mereka yang ikut dalam Pilkada. Setiap peristiwa politik di daerah beriringan dengan naiknya izin usaha, misalnya di sektor pertambangan," kata Chalid dalam diskusi di Restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2013).

Jika melihat situasi ini, kata Chalid, dirinya khawatir semua sibuk membuka data tanpa ada perubahan. "Seperti ada saling kunci antarparpol dan caleg," ujarnya.

Lebih jauh Chalid menilai, berdasar data yang dimiliki, dari 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes hampir semuanya diuntungkan dengan sistem politik yang berlangsung saat ini. Caranya, yakni terlibat dalam pembiayaan proses politik dengan harapan dapat mengambil balik keuntungan.

"Kalau dilihat data majalah Forbes, 40 orang terkaya Indonesia itu hampir semuanya masuk ke parpol. Di mana calon-calon dari parpol mereka ongkosi. Duitnya mengalir ke orang-orang fungsionaris parpol. Tentu mereka mau melanggengkan sistem politik lewat pembiayaan politik," ucapnya.

Koordinator Formappi Sebastian Salang juga menilai, parpol pada saat ini mencari orang-orang berduit untuk dicalonkan. Mengingat, biaya politik perorangan makin mahal dan besar.

"Trennya parpol cari orang berduit untuk dicalonkan. Apakah itu uang pribadi, maupun dari perusahaan. Bahkan ada yang mengaku membiayai caleg dengan perjanjian ketika terpilih mengakomodir kepentingan pemodal," ungkap Salang.

Menurut Salang, terdapat timbal balik ketika orang-orang berduit itu masuk ke parpol. Misalnya mengadakan proyek atau mengamankan pemilih perusahaan atau korporasi. "Lalu parpol mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan pengusaha. Itu kan bahaya, karena pada akhirnya mereka yang menentukan arah kebijakan parpol," ucap Salang.

Karenanya, jelas Salang, sangat masuk akal kalau terdapat puluhan undang-undang yang sarat kepentingan asing atau korporasi. Apalagi, dengan sistem politik yang sangat mahal dan besar sekarang ini.

Lalu pertanyaannya, apakah Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pemeriksa Pemilu (Bawaslu) akan memeriksa dan menginvestigasi ini? "Saya kira tidak mungkin. Kita jangan pernah berharap KPU dan Bawaslu bisa melakukan verifikasi pendanaan parpol yang ketat," Imbuh Salang. sumber
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

SPONSOR

networkedblogs

tabloidpulsa

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Seputar Pilkada - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya